Pakar dunia maya CISSRe CPratamaPersadha mengungkapkan empat kekhawatiran saat membeli Pertalite dan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan mendaftar di situs myPertamina atau menggunakan aplikasi myPertamina. Pratama mengatakan hal itu berdasarkan pantauan belakangan ini terhadap keresahan masyarakat sebelum pelaksanaan pada 1 Juli 2022
Menyalakan HP di area SPBU

Dengan adanya keharusan menggunakan aplikasi myPertamina sebelum membeli bahan bakar, Paling dikhawatirkan adalah radiasi yang dihasilkan dan bisa menyebabkan ionisasi dan pada akhirnya memicu percikan api. Dia juga menambahkan untuk instalasi kilang minyak dan gas, terdapat zona tertentu tidak diperbolehkan menggunakan perangkat yang dapat memicu radiasi
Aplikasi Banyak Bug
Aplikasi sering memiliki bug atau kesalahan bahasa secara umum. Artinya, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan di sisi pengembangan perangkat lunak, dan harus digunakan sama sekali agar tidak menimbulkan masalah di kalangan menengah ke bawah yang dapat menimbulkan kebingungan. Misalnya, ketika digunakan untuk membayar bug dan masalah lainnya.
Pembayaran
Pratama mengatakan ini adalah masalah serius: integrasi yang buruk dengan gateway pembayaran selain BUMN. Omong-omong, aplikasi mypertamina hanya menggunakan LinkAja, yang mungkin belum digunakan oleh masyarakat umum. Di satu sisi, tentu ada poin bagus, jadi kami saling mendukung antar aplikasi BUMN. banyak metode pembayaran lain untuk aplikasi pribadi, bukan hanya satu jenis,” kata ketiga Pratama
Desain UI
Selanjutnya, beralih ke desain yang masih perlu perbaikan. Platama mengatakan fokus fitur tidak mencolok, desain ilustrasi tidak konsisten, perjalanan pengguna terlalu panjang, dan banyak pop-up.
Keamanan Aplikasi
Yang terakhir terkait dengan masalah keamanan sistem yang perlu diperhatikan. Dan jika memang benar aplikasi ini digunakan untuk pembayaran, Anda tidak akan menghadapi masalah seperti kehilangan dana atau pembobolan data.
Selain itu, Pratama juga menekankan kontroversi bahaya penggunaan ponsel aktif di area SPBU yang membingungkan masyarakat.
“Ada beberapa alasan mengapa ponsel tidak cocok digunakan di bengkel. Pertama, baterai lithium-ion (Li-Ion) berbahaya ketika akhirnya meledak, memercik dan keluar dari nozzle. “Kedua ponsel memancarkan listrik statis listrik, yang dapat menyalakan uap bahan bakar dan menyebabkan kebakaran. Oleh karena itu, diperlukan penyelidikan yang lebih detail untuk membuktikannya,” kata Platama seraya menambahkan jumlah pengguna akan bertambah.
“Selain faktor keamanan siber, kami juga perlu mempertimbangkan faktor infrastruktur yang kami dukung, seperti kapasitas server dan kemampuan server menangani lonjakan trafik,” banyak terkait dengan kegagalan login.
iya sih, apalagi masalah kebijakan banyak banget pro dan kontranya terkait pembayaran harus pake aplikasi. harusnya disediakan opsi cash juga.